Bogor ( cahaya ) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat kesulitan dalam membantu para korban gempa di daerah Tasikmalaya. Saat ini, dana tak terduga untuk korban bencana alam hanya Rp90 milliar.
Demikian disampaikan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan kepada wartawan, Senin 7 September 2009. Masalahnya, dana yang dibutuhkan untuk merehabilitasi dan merenovasi rumah dan bangunan yang rusak mencapai triliunan Rupiah.
“Oleh karena itu, kami melakukan rapar kordinasi dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan beberapa menteri di istana Bogor ini untuk membicarakan solusi terbaik untuk menangani korban gempa tersebut,”ungkapnya, usai melakukan buka bersama dengan wartawan.
Ia mengatakan, untuk menanggulangi korban bencana saat ini pihaknya tengah menjalani proses tanggap darurat, selama 14 hari kedepan setetah gempa terjadi.
“Cianjur kondisinya khusus. Jadi kemungkinan tanggap darurat lebih dari 14 hari,” ujar Ahmad Heriawan di gedung Badan Koordinasi Wilayah yang ada di Jl. Ir. H. Juanda Kota Bogor.
Lebih lanjut ia menjelaskan, selain melakukan tanggap darurat, Pemprov juga tengah melakukan pendataan korban bencana. Sampai hari ini data sementara tercatat 54.198 rumah mengalami rusak berat dan 118.545 mengalami rusak ringan.
Sedangkan untuk korban meninggal mencapai 74 orang, 925 luka-luka dan 34 orang lainnya masih belum diketemukan.
Ahmad Heriawan menuturkan, pemerintah provinsi memiliki dana taktis untuk penanggulangan bencana mencapai Rp90 miliar. “Biasanya dana senilai Rp90 miliar itu terpakai hanya beberapa ratus juta saja. Namun, sekarang kita malah kekurangan dana untuk recovery,” ujar Heriawan.
Untuk itu, pihaknya sudah melaporkan kekurangan dana tersebut dalam rapat koordinasi dengan presiden RI dan dihadiri Menkokesra dan Bandan Penanggulangan Bencana. “Mudah-mudahan kalau pendataan selesai dan dana dari pusat cair, kita baru bisa melakukan perbaikan,” tegasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar